Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan Menurut Para Ahli

Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan Menurut Para Ahli, Pada biasanya, istilah petumbuhan dan perkembangan diaplikasikan secara bergantian. Meskipun, kedua proses ini berlangsung secara interdepedensi, artinya saling bergantung satu sama lain. Kedua proses itu tidak bisa dipisahkan, akan melainkan dari segi penggunaanya, kita bisa membedakannya.


Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan Menurut Para Ahli


1.      Pengertian Pertumbuhan


Pertumbuhan berhubungan dengan perubahan lahiriah secara kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis Sebagai hasil cara kerja pematangan fungsi dalam perjalanan waktu tertentu. Pertumbuhan dapat pula diistilahkan Sebagai pelaksanaan transmisi dari konstitusi jasmani (keadaan tubuh atau keadan jasmani) ke dalam bentuk proses aktif berkesinambungan.


Pengertian pertumbuhan (growth) yaitu berkaitan dengan problem perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound) ukuran panjang (cm , inchi) usia tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).


Berikut pengertian pertumbuhan berdasarkan sebagian spesialis:


·         Wong, pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh tubuh secara kuantitatif dan dapat diukur.


·         Fiktor Ferdinand dan Moekti Ariwibowo, Pertumbuhan yaitu pertambahan volume, massa, tinggi, atau ukuran lainnya yang dapat diucapkan dalam bilangan atau secara kuantitatif.


·         Mokhammad Ismail, pertumbuhan ialah peningkatan volume, massa, tinggi, panjang yang cara kerjanya dihasilkan dari pembelahan dan pembesaran sel, proses tersebut tak dapat dikembalikan ke keadaan semula.


·         Diah Aryulina, pertumbuhan adalah suatu perubahan yang terjadi pada makhluk hidup yang mencakup pertambahan ukuran tubuh.


·         kartono, pertumbuhan yaitu perubahan secara jasmani sebagai hasil dari cara kerja pematangan fungsi-fungsi lahiriah yang berlangsung secara normal pada waktu tertentu.


·         Oman Karmana, pertumbuhan yaitu pelaksanaan bertambahnya jumlah protoplasma sel pada suatu organsime yang disertai dengan pertambahan ukuran, berat, can jumlah sel yang bersifat tidak kembali pada keadaan sebelumnya.


·         Wismoady Wahono, pertumbuhan yaitu cara kerja meliputi pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan kedalaman, serta saling keterhubungan dan kompleksitas.


·         Mikrajuddi, pertumbuhan merupakan perubahan biologis pada makhluk hidup berupa perubahan ukuran bersifat irreversible.


·         Crow and Crow, pertumbuhan yaitu perubahan struktural dan fungsional dalam penyusunan seseorang secara lahiriah mulai janin dalam kandungan, lahir, dan kemudian hingga dewasa.


Hasil pertumbuhan, antara lain bertambahnya ukuran kuantitatif badan buah hati, seperti berat, tinggi, kekuatanya dan lain sebaginya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup perubahan yang kian total pada cara jaringan syaraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani lainnya. Dengan demikian, pertumbuhan dapat diartikan Sebagai cara kerja perubahan dan pematangan jasmani.


Pertumbuhan jasmani berakar pada organisme yang senantiasa berproses untuk menjadi besar. Pertumbuhan fisik ini bisa diteliti dengan menilai berat, panjang, dan lingkaran, seperti lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, lingkar lengan, Dan lain-lain. Dalai pertumbuhannya, setiap komponen tubuh mempunyai perbedaan tempo kecepatan. Seumpama, pertumbuhan alat kelamin berlangsung paling lambat pada masa kanak-kanak, melainkan mengalami percepatan pada msa pubertas.  Sebaliknya, pertumbuhan susunan syaraf sentra berlangsung pada akhir masa kanak-kanak dan biasanya berhenti pada masa pubertas.


Perbedaan kecepatan masing-masing bagian tubuh mengakibatkan adanya perbedaan keseluruhan proporsi tubuh dan juga memunculkan perbedaan dan fungsinya. Kepala seorang bayi, contohnya relatif lebih besar, meskipun kaki dan tanganya relatif pendek kalau diperbandingkan dengan keadaaan orang dewasa. Pada orang dewasa, perbandingan anggota badan hampir sama. Pada umur 2 tahun, pertengahan badan berada diatas tulang alat vital. Figur lain, pertumbuhan indera penglihatan mata lebih kencang daripada pertumbuhan otot-otot tangan dan kaki.


Adapun elemen-faktor yang memberi pengaruh pertumbuhan yang kurang normal pada organisme yaitu Sebagai berikut.


1.      Faktor sebelum lahir, seperti peristiwa kekurangan gizi pada ibu dan bayi dalam kandungan; bayi dalam kandungan terkena virus, keracunan sewaktu bayi dalam kandungan; terkena infeksi oleh bakteri siphilis, TBC, kolera, tifus, gondok, sakit gula dan lain-lain.


2.      Faktor pada ketika kelahiran, seperti pendarahan pada bagian kepala bayi yang disebabkan tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu dia dilahirkan dan efek susunan saraf pusat karena progres kelahiranya.


3.      Elemen yang dialami bayi sesudah lahir, seperti pengalaman traumatik pada kepala, kepala bagian dalam terluka karena kepala bayi dalam kandungan terpukul, atau mengalami serangan sinar sang surya. Infeksi pada otak atau selaput otak, contohnya penyakit cerebral meningitis, malaria tropika, dan lain-lain. Seluruh penyebab hal yang demikian mengakibatkan pertumbuhan bayi dan anak menjadi tertanggu.


4.      Faktor fisiologis, semisal, bayi atau anak yang ditinggal ibu, ayah atau kedua orang tuanya cenderung akan mengalami gangguan fisiologis. Karena lain ialah si kecil-buah hati dititipkan pada rumah yatim piatu, yayasan perawatan bayi, dan lain-lain, sehingga mereka kurang memperoleh perawatan jasmaniah dan beri sayang orang tuanya. Buah tersebut akan mengalami tekanan mental, kehampaan psikis (innanitie psikis), sehingga mengakibatkan kelambatan petumbuhan pada semua fungsi jasmani dan rohaninya. Pertumbuhan fisik memang memberi pengaruh perkembangan piskologis, dan sebaliknya faktor psikis mempengaruhi pertumbuhan jasmani. Jadi, jelaslah bahwa istilah petumbuhan dimaksudkan untuk menggambarakan petumbuhan dalai ukuran-ukuran badan dan fungsi-fungsi biologis.


Sementara itu, pengertian perkembangan (development) merupakan bertambahnya kesanggupan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, Sebagai hasil dari pelaksanaan pematangan. Perkembangan menyangkut adanya cara kerja differensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku Sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.


Cara perkembangan menurut Werner (1957) berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai pada kedaan diferensisasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara berjenjang. Proses diferensiasi itu bersifat totalitas pada diri si kecil; bahwa bagian-komponen penghayatan totalitas itu lambat laun kian kongkrit dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.


Sejak dilahirkan, ia sudah mempunyai ilustrasi komplit tentang dunia. Hanya saja, gambran tersebut masih kabur dan samar-samar, terbawa oleh perkembanganya, ilustrasi sempurna yang samar-samar tadi berangsur-cicil menjadi terang dan komponen-bagiannya bertambah nyata, jelas dan strukturnya semakin komplit. Timbullah kemudian kompleksitas dari unsur-unsur, seperti unsur gerak, jarak wujud, struktur, warna dan lain-lain. Melainkan, semuanya adalah bagian dari satu totalitas atau keseluruhan dan mengandung sisfat-sifat totalitas hal yang demikian.


Ringkasan hubunganya dengan konsep perkembangan ortho-genetis yang dikemukakan oleh werner, perubahan-perubahan ke arah terorganisasi dan terintegrasi suatu aspek menunjukan adanya kontinuitas. Perubahan-perubahan yang terjadi berlangsung terus pada level-tingkatan perkembangan berikutnya dengan sistem-sistem yang relatif sama. Apa yang ada pada perkembangan sebelumnya diteruskan pada tahap perkembangan berikutnya, padahal perubahan ke arah diferensiasi, yaitu timbulnya karakteristik baru yang berasal dari sesuatu yang sebelumnya masih global disebut diskontinuitas. Pada si kecil prasekolah dan taman kanak-kanak tampak adanya diskontinuitas, meskipun pada golongan usia yang lebih tinggi hingga dengan mahasiswa menunjukkan kontinuitas. Spiker (1966) mengemukakan dua ragam pengertian yang mesti dikaitkan dengan perkembangan.


1.      orthogenetic, yang beruhubungan dnegan perkembangan semenjak terbentuknya individu baru hingga dewasa.


2.      polygenetic, adalah perkembangan dari asal-masukan mansuaia sampai sekarang ini. Perkembangan perubahan fungsi sepanjang masa hidupnya menyebabkan perubahan tingkah laku dan perubahan ini terjadi semenjak awal adanya manusia. Jadi, perkembangan  orthogenetik mengarah pada suatu tujuan khusus sejalan dengan proses perkembangan evolusi yang selalu mengarah pada kesempurnaan manusia.


Bijau dan Baer (1961) mengemukakan perkembangan pssikologis yakni perubahan progresif yang menunjukan supaya organisme berbuat laku dan berinteraksi dengan lingkunganya. Interaksi yaitu apakah suatu jawaban tingkah laku akan diperlihatkan atau tidak, bertumpu pada perangsang-perangsang yang ada di lingkunganya. Teladan lain tentang arti perkembangan dikemukakan oleh Libert, Paulus, dan strauss (Singgih, 1990:31), bahwa perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu Sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan. Istilah perkembangan lebih  mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gelaja-gejala psikologis yang menonjol. perkembangan bisa pula dilukiskan Sebago suatu proses yang kekal dan tetap menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi menurut cara kerja pertumbuhan, kematangan, dan hasil belajar. (Monks, 1984:2)


2.      Pengertian Perkembangan


Pada dasarnya, perkembangan merujuk terhadap perubahan sistematik seputar fungsi-fungsi jasmaniah dan psikis. Perubahan fisik meliputi perkembangan biologis dasar Sebagai hasil dari konsepsi (pembuahan ovum oleh air mani), dan hasil dari interaksi proses biologis dan genetis dengan lingkungan. Sementara perubahan psikologis menyangkut keseluruhan karakteristik psikis individu, seperti perkembangan kognitif, emosional, sosial, dan sopan santun.\\


Berikut sebagian pengertian perkembangan berdasarkan beberapa pakar:


·         E.B Harlock, perkembangan ialah serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai pengaruh dari pengerjaan kematangan dan pengalaman dan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.


·         Akhmad Sudrajat, perkembangan ialah perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir sampai akhir hayat termasuk dengan perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematanganya.


·         MCleod, perkembangan yaitu pelaksanaan atau tingkatan pertumbuhan key arah lebih maju.


·         Santrok Yessin, perkembangan yaitu pola perkembangan individu yang bermula pada konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi.


·         Dr. Siti Aminah Soepalarto, perkembangan yaitu suatu cara kerja yang berlangsung sejak lahir dan sesudahnya, dimana badan, otak, kemampuan, dan tingkah lakunya pada umur diri, anak-anak, dan dewasa menjadi lebih rumit dan berlanjut dengan kematangan sepanjang hidup.


·         Fictionary of Psychology dan The Penguin Dictionary of Psycologhy perkembangan adalah level-tapahan perubahan yang progresif dan terjadi dalam jangka  kehidupan manusia dan organisme lain tanpa membedakan aspek-aspek yang terdapat dalam organisme- organisme tersebut.


·         Kasiram, perkembangan yakni adanya pemunculan sifat-sifat yang baru dan berbeda dari sebelumnya.


Perkembangan bisa diartikan Sebagai cara kerja perubahan kuantitatif dan kualitatif individu dalam seputar kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak, masa buah hati, masa remaja, hingga masa dewasa.


Perkembangan dapat diistilahkan juga sebagai “suatu proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik jasmani (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan.”


Semisal dimaksud dengan sistematis, progresif, dan berkesinambungan yaitu Sebagai berikut.


1.      Sistematis, berati perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling ketergantungan atau saling memengaruhi antara komponen-komponen organisme (jasmani dan psikis) dan yakni satu kesatuan yang harmonis. Figur prinsip ini, seperti kecakapan berjalan kaki seiring dengan matangnya otot-otot kaki, atau berkembangnya ketertarikan untuk memerhatikan lawan variasi seiring dengan matangnya hormon seksual.


2.      Progresif, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, mendalam, atau meluas, bagus secara kuantitatif (fisik) ataupun kualitatif (psikologis). Biasa, seperti terjadinya perubahan proporsi dan ukuran fisik si kecil (dari pendek menjadi tinggi, dari kecil menjadi besar); dan perubahan pengetahuan dan kemampuan si kecil, dari yang simpel sampai terhadap yang kompleks (mulai dari mengenal huruf dan angka sampai kepada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung).


3.      Berkesinambungan berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan atau loncat-loncat. Awam, untuk bisa berjalan, seorang anak harus menguasai tingkatan perkembangan sebelumnya, yaitu terlentang, tengkurap, duduk, merangkak, dan berdiri; untuk mampu berdiskusi, anak mencapai masa dewasa, individu semestinya lewat masa remaja, anak, kanak-kanak, bayi dan masa konsepsi.


1.1 Ciri-Ciri Perkembangan


1.      Terjadinya perubahan ukuran dalam (a) aspek jasmaniah; perubahan tinggi dan berat badan serta organ-oragan tubuh lainnya, dan (b) aspek psikis: semakin bertambahnya perbendaharaan kata dan matangnya kecakapan berpikir, mengingat, serta menerapkan khayalan kreatif.


2.      Terjadinya perubahan proporsi dalam (a) aspek fisik : proporsi tubuh si kecil berubah cocok dengan fase perkembangannya, dan pada umur remaja proporsi tubuh si kecil mendekati proporsi tubuh usia  dewasa. Ringkasan (b) aspek psikis: perubahan daya pikir dari yang fantasi ke realitas, dan perubahan perhatianya dari yang tertuju terhadap dirinya sendiri perlahan-lahan beralih terhadap orang lain (khusunya sahabat sebaya).


3.      Lenyapnya petunjuk-tanda lama dalam (a) aspek jasmaniah: lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar kanak-kanak) yang terletak pada komponen dada, rambut halus dan gigi susu; dan (b) aspek psikologis: lenyapnya kanak-kanak (seperti merangkak) dan perilaku impulsif (melakukan sesuatu sebelum berdaya upaya).


4.      Munculnya tanda-tanda baru dalam (a) aspek  fisik: tumbuh dan pergantian gigi dan matangnya organ-organ seksual pada umur remaja bagus primer (mensturasi pada wanita dan mimpi berair pada pria) ataupun sekunder (membesarnya pinggul dan buah dada pada wanita, dan tumbuhnya kumis serta perubahan suara pada pria) dan (b) aspek psikis: berkembangnya rasa berkeinginan tahu, terutama yang terkait dengan ilmu pengetahuan, lingkungan alam, skor-skor moral, dan agama.


1.2 Karakteristik Karena Perkembangan Remaja


Masa remaja seringkali diketahui dengan masa mencarai jati diri, oleh Erickson disebut dengan identitas ego (ego identity) (bischof, 1983). Ini terjadi karena masa remaja yakni peralihan antara masa kehidupan anak-si kecil dan masa kehidupan orang dewasa. Ditinjau segi fisiknya, mereka sudah bukan buah hati-buah hati lagi namun sejauh seperti orang dewasa, namun jika mereka diperlakukan Sebagai orang dewasa, terbukti belum dapat menujukkan sikap dewasa.


Oleh karena itu, ada sejumlah sikap yang sering ditunjukkan oleh remaja, merupakan Sebagai berikut.


1.      Mengkhayal


Walhasil untuk menjelajah dan bertualang tidak semuanya tersalurkan. Imajinasi hambatan dari segi keuangan atau tarif. Sebab, menjelajah lingkungan sekitar yang luas akan membtuhkan tarif yang banyak, meski kebanyakan remaja cuma mendapatkan uang dari pemberian ayah dan bundanya. Karena, mereka lalu mengkhayal, mecari kepuasan, malahan menyalurkan khayalanya lewat dunia fantasi. Pantas remaja putra biasanya berkisar pada soal prestasi dan jenjang karier. Sedang remaja putri lebih mengkhayalkan romantika hidup. Cocok ini tak selamanya bersifat negatif. Sebab imajinasi ini kadang-kadang menghasilkan sesuatu yang bersifat konstruktif, semisal muncul ide-ide tertentu yang dapat direalisasikan.


2.      kegelisahan


Kesibukan dengan fase perkembanganya, remaja memiliki banyak idealisme, angan-angan, atau kemauan yang hendak dihasilkan di masa depan. Tetapi, sebenarnya remaja belum memiliki banyak kesanggupan yang memadai untuk menjadikan semua itu. Seringkali angan-angan dan keinginanya jauh lebih besar dibandingkan dengan kemampuanya.


Berjenis-jenis itu, di satu pihak mereka berkeinginan mendapatkan pengalaman sebanyak-banyaknya untuk menambah pengetahuan melainkan di pihak lain mereka merasa belum kapabel menjalankan bermacam-macam hal dengan baik sehingga tak berani mengambil tindakan mencari pengalaman seketika dari sumbernya. Tarik-menarik antara angan-agan yang tinggi dengan kemampuanya yang masih belum memadai mengakibatkan mereka diliputi oleh perasaan resah.


3.      Keinginan Seluruh


Kecuali tipe kemauan para remaja seringkali tak bisa terpenuhi karena pelbagai-macam kendala, dan yang sering terjadi ialah tak tersedianya biaya. Adanya berbagai-tipe larangan dari orang tua seringkali melemahkan atau malah mematahkan semangat para remaja. Kebanyakan remaja menemukan jalan keluar dari kesulitanya setelah mereka berkumpul dengan rekan sepermainan untuk menjalankan aktivitas bersama. Mereka mengerjakan suatu kesibukan secara berkelompok sehingga pelbagai kendala bisa dituntaskan bersama-sama.


4.      Pertentangan


Sebagai individu yang sedang mencari jati diri, remaja berada pada keadaan psikologis antara berkeinginan melepaskan diri dari orang tua dan persaan masih belum kapabel untuk mandiri. Oleh sebab itu, pada lazimnya remaja kerap kali mengalami  keder sebab sering kali terjadi pertentangan anggapan antara mereka dengan orang tua. Pertentangan yang kerap kali terjadi itu menimbulkan kemauan remaja untuk melepaskan diri dari orang tua kemudian dibantahnya sendiri sebab dalam diri remaja ada keinginan untuk memperoleh rasa aman. Remaja sesungguhnya belum demikian itu berani mengambil risiko dari tindakan meninggalkan lingkungan keluarganya yang terang aman bagi dirinya.


5.      Akibatnya Mencoba Ajar Sesuatu


Pada biasanya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high curiosity) sebab disokong oleh rasa berharap tahu yang tinggi, remaja cenderung mau bertualang, menjelajah sesuatu dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya. Beraneka itu,  didukung juga oleh keinginan seperti orang dewasa menyebabkan remaja ingin mecoba melaksanakan apa yang kerap dijalankan oleh orang dewasa. Baca juga Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan Menurut Para Ahli


DAFTAR PUSTAKA


Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2012. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta .


          Jakarta: Bumi Aksara.


Yusuf L.N, Syamsu dan Nani M. Sugandhi. 2012. Perkembangan Peserta . Depok: Raja


         Grafindo Persada.


Suhada, Idad dan Heri Gunawan. 2013. Perkembangan Peserta . Bandung: Insan Mandiri.


http://dilihatya.com/2401/pengertian-perkembangan-berdasarkan-para-pakar


http://dilihatya.com/2046/pengertian-pertumbuhan-menurut-para-spesialis

LihatTutupKomentar