Listrik Yang Dapat Bergerak Atau Mengalir Dalam Rangkaian Listrik Disebut, Kehidupan manusia benar-benar bergantung pada listrik. Secara garis besar, daya listrik dibedakan menjadi dua, ialah listrik statis dan listrik dinamis.
Listrik dinamis ialah listrik yang bergerak atau disebut arus listrik. Pada listrik dinamis, aliran partikel berbobot dalam wujud arus listrik dapat menciptakan tenaga listrik. Arus listrik mengalir dari spot potensial lebih tinggi ke titik potensial lebih rendah, jikalau kedua titik hal yang demikian terhubung dalam suatu rangkaian tertutup. Penjelasan ini tercantum dalam buku Listrik IPA Kelas IX.
Mengutip buku Teknologi Dasar Otomotif, listrik dinamis adalah kondisi terjadinya aliran elektron-elektron bebas yang berasal dari elektron-elektron yang telah terpisah dari atomnya masing-masing. Elektron-elektron akan bergerak lewat suatu benda yang mempunyai sifat konduktor.
Kalau elektron bebas bergerak ke arah yang tetap, maka listrik dinamis ini disebut listrik arus sejajar (DC). Kalau arah pergerakan jumlah arus secara periodik kepada waktu, maka listrik dinamis ini disebut arus bolak balik (AC).
Advertisement
Arus Listrik
Arus listrik merupakan aliran bobot listrik yang bergerak (mengalir) melewati penghantar dari sumber listrik dalam tiap-tiap satuan waktu. Arus listrik senantiasa mengalir dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah.
Rumus kuat arus listrik ialah I = Q/t dengan I adalah kuat arus listrik, Q adalah muatan listrik, dan t yakni waktu. Satuan besar kecilnya arus listrik merupakan Ampere (A).
Menurut buku Pembelajaran Konsep Listrik dan Magnet, arus listrik dibedakan menjadi dua, yakni arus listrik paralel atau DC dan arus listrik bolak-balik atau AC.
Baca Juga
Listrik Statis Merupakan Kumpulan Beban Listrik, Berikut Penjelasannya
1. Arus Listrik Searah atau Direct Current (DC)
Arus listrik paralel atau direct current (DC) yaitu arus yang aliran listriknya selalu tetap dan konstan sepanjang waktu dan cuma mempunyai satu arah, yakni positif ke negatif.
Sumber penghasil listrik DC dibedakan menjadi dua, yakni:
Faktor Primer
Elemen primer merupakan unsur yang tak dapat dimuati kembali jikalau muatannya habis. Saat tegangan listrik unsur hal yang demikian habis, maka tak dapat dipakai lagi. Contoh faktor primer ialah baterai kering.
Faktor Sekunder
Unsur sekunder adalah unsur yang dapat dimuati kembali apabila muatannya habis. Figur ini menyebabkan arus listrik bisa mengalir kembali pada faktor tersebut. Teladan elemen sekunder ialah akumulator (aki) dan baterai isi ulang.
Baca Juga
16 Tenaga Menghemat Model Listrik di Rumah dan Keuntungannya
2. Arus Listrik Bolak Balik atau Alternating Current (AC)
Arus listrik bolak balik atau alternating current (AC) ialah arus yang dalam pengalirannya bergerak bolak-balik, bagus arah maupun besarnya. Sumber arus listrik AC tak dapat ditetapkan kutub positif dan negatif meski listrik hal yang demikian juga memiliki dua ujung penghantar atau dua ujung saluran.
Contoh ini disebabkan arus listrik AC akan mengalir bergantian di antara kedua ujungnya, kadang-kadang berada dalam posisi positif atau negatif. Banyaknya aliran bolak-balik yang ditempuh dalam tiap sekon disebut frekuensi.
Teladan sumber arus listrik AC yakni listrik PLN yang memiliki frekuensi 60 Hz. Artinya, dalam tiap detik, arus telah mengalir bolak-balik sebanyak 60 kali. Listrik yang berada dalam rumah juga termasuk arus listrik AC. Figur lain dari sumber listrik AC ialah dinamo dan generator listrik.
Ketahui Ohm
Sebagaimana diterangkan dalam buku Model-Model yang perlu Tertib Peraturan seputar Listrik, arus listrik dapat mengalir pada rangkaian listrik jika terdapat beda potensial dalam rangkaian tertutup. Umpamanya antara kuat arus listrik dengan beda potensial listrik pertama kali diteliti oleh Georg Simon Ohm. Hasil penelitiannya sekarang dikenal dengan Kenal Ohm.
Baca Juga
7 Manfaat Kincir Angin untuk Kehidupan, Sumber Listrik hingga Irigasi
Kenal Ohm membeberkan keterkaitan beda potensial atau tegangan dari sebuah sumber arus, kuat arus listrik, dan resistansi suatu rangkaian. Ketahui Ohm mengucapkan, jikalau tegangan dalam suatu rangkaian dinaikkan, maka arusnya akan naik, begitu pula sebaliknya.
Teladan, ketika tegangan listrik ditambah dua kali, arus juga akan bertambah dua kali. Artinya, kuat arus sebanding dengan tegangan. Kalau tegangan tetap konstan, karenanya resistansi penghantar yang lebih kecil akan menghasilkan arus yang lebih besar karena kuat arus berbanding terbalik dengan hambatan listrik.
Menurut Kenal Ohm, rumus kuat arus listrik yakni I = V/R. I mengucapkan kuat arus, V ialah tegangan, dan R yaitu resistansi atau hambatan. V yakni simbol dari beda potensial dengan satuan Volt, R ialah hambatan dengan satuan Ohm (Ω), dan I yaitu kuat arus dengan satuan Ampere.
Contoh soal:
Suatu penghantar mempunyai hambatan 10Ω. Bila beda potensial ujung-ujung penghantar hal yang demikian 12V berapa kuat arus yang mengalir dalam penghantar tersebut?
Jawab:
: R = 10Ω; V = 12V.
I = V/R
I = 12/10
I = 1,2 A
Jadi, kuat arus yang mengalir adalah 1,2 A.
Rangkaian Listrik
Rangkaian listrik merupakan suatu relasi sumber listrik dengan alat-alat listrik lainnya yang memiliki fungsi-fungsi tertentu. Berdasarkan kehadiran arus yang mengalir, rangkaian listrik dibedakan menjadi dua, adalah rangkaian listrik terbuka dan tertutup.
Pada rangkaian listrik terbuka, tidak ada arus listrik yang mengalir. pada rangkaian listrik tertutup, terdapat arus listrik yang mengalir sebab kedua kutub pada sumber arus listrik saling dihubungkan. Baca Juga Listrik Yang Dapat Bergerak Atau Mengalir Dalam Rangkaian Listrik Disebut