Kemasan Yang Digunakan Untuk Pengiriman Adalah Kemasan

Kemasan Yang Digunakan Untuk Pengiriman Adalah Kemasan, Meskipun standar mutu produk yakni hal utama yang diamati oleh pembeli/importir, terdapat standar harus dari undang-undang masing-masing negara tujuan ekspor untuk dipenuhi pada kemasan. Alasannya, kemasan berperan dalam keadaan sulit keamanan dan kesehatan produk.

kemasan yang digunakan untuk pengiriman adalah kemasan

Tak hanya itu, banyak eksportir pemula yang mengalami kerugian sebab barang ekspornya rusak dikala pengiriman. Bahkan, kemasan bahkan sesungguhnya merupakan alat marketing yang cukup kuat untuk menarik pembeli/importir. Oleh sebab itu, sahabat UKM patut memprioritaskan persiapan kemasan pada produk ekspornya.

Standar kemasan ekspor hakekatnya benar-benar spesifik pada macam produknya. Karenanya, disini kita akan membahas persiapan kemasan ekspor yang berlaku secara umum, terutama mengenai beraneka aspek yang penting dipahami dalam mempersiapkannya.

Fungsi Kemasan Ekspor
Kemasan yang bagus dalam ekspor semestinya mempunyai tiga fungsi utama:

Memuat Barang: Kemasan harus memuat kuantitas barang tertentu (dari volume, berat, atau jumlah) dengan seefisien mungkin. Disini perlu dilihat bentuk dan dimensi kemasan yang mempengaruhi tarif dan daya.
Melindungi Barang: Kemasan perlu melindungi barang dari unsur bahaya di luar yang menyebabkan kerusakan dan pembusukan barang. Karenanya, suatu kemasan perlu didesain dengan kuat agar produk ekspor kita tetap dalam keadaan total hingga di konsumen akhir.
Mempromosikan Barang: Kemasan sebaiknya memiliki fungsi marketing bagi produk. Karenanya dari itu, desain visual dan grafis yang menarik penting bagi kemasan. Dalam hal ini penting untuk kita mencantumkan bagaimana kwalitas barang serta bagaimana barang hal yang demikian diproduksi. Sebaiknya kemasan tak cuma menarik konsumen yang pertama kali membeli, tapi juga dapat mewujudkan loyalitas ke konsumen kedepannya.
Itulah tiga fungsi kemasan yang sepatutnya dipenuhi untuk menjalankan ekspor. Diperlukan riset info terhadap suatu produk ekspor kita serta kebutuhan negara tujuan ekspor. Sehingga, riset adalah hal fundamental ketika kita merencanakan desain kemasan.

Aspek Pengembangan Kemasan Ekspor
Dalam memaksimalkan suatu kemasan ekspor untuk dapat memenuhi standar ekspor, kemasan dapat dibagi menjadi tiga aspek:

Kemasan Primer
Kemasan ini yang bersentuhan lantas dengan barang. Ini paling penting untuk diamati karena yang paling berhubungan dengan standar peraturan negara tujuan ekspor. Pembeli/importir juga banyak yang mempunyai permintaan spesifik di kemasan primer ini. Teladan kemasan primer yakni kaleng, botol gelas, toples, toples, karton, plastik, dan sachet.

Kemasan Sekunder
Kemasan ini yang berhubungan dalam distribusi. Kemasan sekunder menyatukan banyak satuan kemasan primer. Ini berfungsi untuk meminimalisir risiko kerusakan produk pada kemasan primer pada ketika penyimpanan, transportasi, dan distribusi. Biasanya, ada permintaan khusus dari pembeli/importir pada aspek ini. Model kemasan sekunder adalah kayu, peti, dan karung.

Kemasan Tersier
Kemasan ini yang berhubungan dalam pengiriman ekspor di kontainer. Kemasan tersier menyatukan banyak satuan kemasan sekunder dalam satu kesatuan palet dalam kontainer. Tujuan kemasan ini adalah untuk mempermudah pemindahan banyaknya barang dalam pengiriman ekspor. Lazimnya, diterapkan forklift truck untuk memindahkan kemasan tersier ini.

Lihat gambar di bawah ini untuk memahami perbedaan pengembangan dari kemasan primer, kemasan sekunder, hingga kemasan tersier.




Ilustrasi Pengembangan Kemasan Primer, Sekunder, dan Tersier (Kiri ke Kanan). Sumber: emballagecartier.com

Mendesain dan Mempersiapkan Kemasan Ekspor
Desain kemasan terdiri dari struktur desain, konstruksi teknikal, desain grafis (visual), penampilan, dan poin promosi. Prioritaskan untuk membikin desain kemasan yang menjamin mutu dan keamanan, memiliki isu produk, mempermudah operasional pengemasan, dan memudahkan pemindahan barang dalam transportasi. Seumpama untuk produk yang mengedepankan prinsip sustainability (berkelanjutan), perlu juga untuk menentukan bahan kemasan yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang (recyclability).

Untuk bisa menembus negara tujuan ekspor, terdapat 7 langkah untuk mempersiapkan standar kemasan ekspor.

1. Memahami Produk Ekspor
Cari tahu bagaimana karakteristik produk (dari fisik, kimia, maupun mekanik) untuk bisa mengemasnya dengan ideal. Meskipun, jika produknya bersifat reaktif secara kimiawi, maka tingkat reaktifnya wajib dipahami. Lalu, lama ketahanan produk juga seharusnya dimengerti. Apakah produknya basah ataukering? Apakah produknya bendung terhadap kontaminasi?

2. Evaluasi Fasilitas Pengemasan
Banyak pelaku UKM yang masih melaksanakan pengemasannya dengan manual sehingga perlu dipertimbangkan ragam dan bahan kemasan yang mempermudah dan mempercepat pengemasan. Keperluan untuk pelaku usaha yang sudah melakukan pengemasan dengan mesin, karenanya dibutuhkan konsistensi dan akurasi yang lebih ketat pada ukuran kemasan, dibandingkan pengemasan manual. Perlu dicek juga apakah fasilitas pengemasan kita telah memenuhi persyaratan pada GMP (Good Manufacturing Practices) dan GHP (Good Handling Practices).

3. Mengenali Tepat Negara Tujuan Ekspor
Kemasan berperan penting untuk menembus sasaran pasar ekspor. Berikut adalah beberapa figur ceklist untuk mengenali kebutuhannya:

Apakah desain kemasan yang dipakai di pasar domestik dapat juga dipakai di negara tujuan ekspor?
Apakah desain kemasan sudah layak dengan tata tertib dan standar yang dipinta oleh negara tujuan ekspor?
Apakah desain kemasan sesuai dengan budaya dan karakteristik konsumen di negara tujuan ekspor?
Apakah negara tujuan ekspor mensyaratkan kemasan yang ramah lingkungan?
4. Memilih Bahan Kemasan yang Namun
Pemilihan bahan pada masing-masing kategori kemasan (primer, sekunder, dan tersier) sangatlah penting bagi pembeli/importir dan konsumen akhir. Bahan kemasan haruslah yang layak permintaan negara tujuan ekspor, seumpama yang gampang dibuang atau didaur-ulang.

Efisiensi tarif bahan kemasan juga perlu dipertimbangkan dalam pemilihan. Selain, jangan lupa untuk memprioritaskan kwalitas daripada harga kemasan. Bahan kemasan yang murah belum tentu membikin produksi dan distribusi efisien. Lalu, perlu juga dipertimbangkan ketersediaan bahan kemasan di kawasan domestik sebab terdapat tarif pajak impor cukup mahal dikala impor. Cara itu, pertimbangkanlah aspek keamanan produk pada bahan kemasan.

5. Evaluasi Jika Pengiriman Ekspor (Logistik)
Maka terdapat pelbagai mode transportasi berbeda-beda yang diaplikasikan dalam operasional ekspor, karenanya kemasan perlu didesain untuk bendung dalam tiap-tiap level pengiriman ekspor. Karenanya dari itu, desain kemasan tersier yang menyatukan produk ekspor pada pengiriman betul-betul penting untuk dinilai disini, semacam itu juga desain kemasan primer dan sekunder di dalamnya.

Dimensi kemasan tersier perlu dipilih yang layak dengan mode dan fasilitas pemindahan barang sampai ke negara tujuan. Banyak yang memakai persyaratan marking untuk mempertimbangkan kemasan produk dipindahkan secara pas dan aman.

Tantangan disini yaitu terdapat perbedaan kebutuhan desain kemasan dari sisi logistik dan sisi konsumen. Sisi logistik mementingkan perlindungan dan kapabilitas transportasi, meskipun sisi konsumen mementingkan presentasi menarik dari kemasan.

6. Memenuhi Peraturan Kesehatan, Keamanan, dan Lingkungan
Negara-negara tujuan ekspor memiliki berjenis-jenis tata tertib berkaitan keamanan dan kesehatan konsumen serta pelestarian lingkungan. Tertib inilah yang mempunyai beragam persyaratan pada kemasan produk ekspor, yang semestinya direncanakan pada desain kemasan, secara khusus mempertimbangkan pada bahan dan tipe kemasan.

7. Menguji Kemasan Ekspor
Langkah terakhir yang sebaiknya dilakukan yakni mengerjakan uji kemasan ekspor secara berkala , terlebih untuk menguji ketahanan produk dalam berbagai kondisi logistik.

Idealnya, pengujian ini seharusnya dilaksanakan hingga dua tahun untuk dapat mengetahui secara akurat. Selain, dikala ini telah terdapat teknologi yang mampu mempercepat pengujian ini yang memprediksi daya kerja kemasan pada berbagai kondisi temperatur dan kelembaban.

Alternatif Bagian Bahan Kemasan Ekspor
Bahan kemasan memiliki tiga bagian utama (selengkapnya di tabel bawah):

Bahan Dasar Kemasan: untuk membuat struktur dasar kemasan
Bahan Dekorasi Kemasan: untuk membantu penyusunan dan dekorasi kemasan
Bahan Kemasan Lainnya: Alumunium berkaitan lainnya untuk suatu fungsi tertentu
Bahan Dasar Kemasan

Bahan Dekorasi Kemasan

Bahan Kemasan Lainnya

Kertas
Plastik
Metal: Baja & Lem
Gelas
Kayu
Karung Goni
Bioplastic
Pernis (Lacquers)
Tinta Printing
Bahkan
Label: Kertas & Plastik
Penutup
Penguat
Pallet
Dikarenakan banyak sekali bagian dalam kemasan ekspor, karenanya disini kita akan konsentrasi membahas sebagian bahan dasar kemasan.

Kemasan dengan Bahan Kertas (Paperboard)
Kemasan kertas (paperboard) cenderung tak mahal dan memiliki permukaan yang baik untuk dicetak grafis (visual). Kertas juga bisa diaplikasikan di seluruh kategori kemasan primer, sekunder, ataupun tersier. Malah, kemasan kertas termasuk ramah lingkungan karena mampu terdegradasi di alam dan dapat didaur ulang dengan gampang.

Berikut ialah ragam-ragam aplikasi kemasan kertas:

Kemasan Primer & Sekunder: Flexible Paper Packs, Molded Pulp Packs, Carton Board Packs, Micro Fluted CFB
Kemasan Tersier: Corrugated Fibre Board, Internal Fitments & Reinforcement, Multi Wallpaper Sacks, Solid Fibreboard.
Standar penting yang lazimnya dibutuhkan kemasan kertas dalam ekspor:

Bahan kertas terbebas dari kontaminasi logam (heavy metals), malahan yang tak bersentuhan segera dengan produk
Bahan kertas yang memiliki prinsip produksi berkelanjutan (sustainable). Umumnya diminta sertifikasi yang membuktikannya seperti FSC (Forest Stewardship Council).
Bahan kertas yang ramah lingkungan yang biasanya dideskripsikan TCF (Totally Chlorine Bayaran) atau ECF (Elemental Chlorine Bayaran).
Teladan Kemasan Kertas (Paperboard). Sumber: packagingstrategies.com

Kemasan dengan Bahan Plastik
Kemasan plastik dapat bendung kimia (chemical resistant), cenderung murah, dan ringan untuk bermacam variasi produk ekspor. Kerugian menerapkan kemasan plastik adalah sifatnya yang gampang ditembus atau diserap oleh cahaya, gas, uap air, dan molekul kecil lainnya. Malah ini memiliki risiko tinggi untuk bercampur dengan produk makanan.

Kecuali karakteristik ini tergantung dari jenis bahan plastik yang digunakan. Sehingga penting untuk mengenal beberapa tipe bahan plastik berikut ini untuk memenuhi standar ekspor.

LDPE (Low-Density Polyethylene): Pantas diproses tetapi tak bisa diterapkan pada kemasan yang mengharuskan perlindungan dari gas.
HDPE (High-Density Polyethylene): Lebih keras dan kurang fleksibel melainkan populer untuk kemasan produk makanan.
Polypropylene (PP): Karenanya sebagai kemasan untuk produk yang memerlukan ketahanan pada temperatur tinggi. PP meleleh pada temperatur 170 derajat Celcius sehingga produk dengan kemasan ini dapat diaplikasikan pada microwave.
Polystyrene (PS): Lebih murah dan kurang kuat, umumnya diterapkan hanya sebagai layer kemasan.
Polyvinyl chloride (PVC): benar-benar rentan pada panas dan mudah berubah secara kimiawi. Karenanya, memiliki citra buruk sebagai perusak lingkungan.
Polyesters: Kuat terhadap panas sebab meleleh pada lebih dari 270 derajat Celcius. Sehingga, produk dengan kemasan ini cocok untuk digunakan pada microwave.
Model Kemasan Plastik. Sumber: International Trade Center

Kemasan dengan Bahan Gelas
Kelebihan kemasan gelas adalah kuat, tak beraroma dan tahan kimia, sehingga sesuai untuk produk makanan. Bahan gelas juga tak tembus oleh gas dan uap air, sehingga sanggup menjaga kesejukan produk dalam waktu yang lama tanpa mempengaruhi rasa dan baunya. Proses itu, bahan gelas juga cakap bendung pada suhu tinggi. Bahan gelas malahan dapat didaur ulang berulang-ulang kali.

Selain, gelas mempunyai berat tinggi sehingga meningkatkan biaya transportasi dan memiliki risiko tinggi akan kerusakan dalam perjalanan. Bahan gelas mesti dikuatkan via pemanasan dan pendinginan lambat sebelum bisa digunakan sebagai kemasan ekspor.

Figur Kemasan Gelas. Sumber: International Trade Center

Kemasan dengan Bahan Metal
Kemasan metalmenciptakan perlindungan kuat serta mudah untuk disusun dan didekorasi. Lalu, kemasan metal juga cakap didaur ulang berulang kali tanpa mengurangi kualitasnya. Baja (steel) dan almunium ialah metal yang paling lazim diterapkan sebagai kemasan produk.

Berikut adalah sebagian aplikasi kemasan metal pada ekspor.

Baja (Steel): 3-Piece Cans, 2-Piece Cans
Perekat: Perekat Foil, Perekat Cans
Contoh Kemasan Metal. Sumber: International Trade Center

Kemasan dengan Bahan Kayu
Kayu adalah bahan yang paling alami untuk diterapkan pada kemasan ekspor. Sehingga ini sesuai untuk segmen produk ramah lingkungan. Selain, terdapat prasyarat untuk mengambil bahan bakunya dengan tata tertib yang ada.

Kemasan kayu dapat diaplikasikan pada bermacam-variasi tipe kemasan misalnya keranjang, peti, kotak, dan yang paling banyak dipakai sebagai palet. Bahan kayu pada kemasan sebaiknya memiliki tingkat abnormalitas yang minimal. Lalu juga sebaiknya dilakukan cara kerja fumigasi sebelum dikerjakan pengiriman ekspor.

Mengenal Informasi Maka Standar Kemasan
Kita telah membahas bagaimana langkah-langkah dan pertimbangan dalam untuk memenuhi standar kemasan ekspor. Pada dasarnya, standar kemasan ekspor yang patut dilihat terdiri dari standar pada negara tujuan, standar pada pembeli/importir, dan standar pada pengiriman ekspor (logistik).

Maka dari itu, informasi standar kemasan betul-betul penting untuk dapat menembus pasar ekspor. Pastikan untuk mengumpulkan informasi ini lebih dari satu sumber. Berikut ialah sebagian sumber isu yang disarankan.

Pembeli/Importir: Ini merupakan sumber kabar paling kencang dan ideal untuk mendapatkan info ini. Apalagi, terdapat standar yang berlaku spesifik di masing-masing pembeli/importir. Kecuali sayangnya lazimnya pembeli/importir sekali-sekali tak tahu semua hukum yang berlaku.
Forwarder: Mereka mengerti mengenai standar kemasan yang berlaku di negara tujuan ekspor, sehingga kita dapat berkonsultasi dengannya, khususnya standar pada pengiriman ekspor. Website untuk standar spesifik dari pembeli/importir, kita yang harus lebih mengetahuinya.
Misalnya Pemerintah Negara Tujuan: Ini yaitu sumber terbaik untuk mengenal standar kemasan di negara tujuan ekspor. Meskipun yakni web bea cukai dan institusi terkait seperti Kementerian Pertanian.

ITC Market Access Map: Disini mempunyai info standar yang berlaku pada tiap-tiap negara dan tiap produk. Kecuali untuk lebih spesifiknya, sebaiknya ditanyakan juga pihak-pihak di atas.
Sekian pembahasan kita kali ini mengenai kemasan ekspor. Ingat, ketahuilah apa prasyarat dan permintaan spesifik mengenai kemasan ekspor dari produk teman UKM. 

Maka memang kesusahan, jangan cemas karena terdapat jasa profesional yang bisa menolong sahabat-teman dalam mempersiapkan kemasan ekspor. Salah satunya yaitu pihak forwarder. Baca tulisan Ekosistem  Ekspor. Demikian postingan yang berjudul Kemasan Yang Digunakan Untuk Pengiriman Adalah Kemasan, terimakasih
LihatTutupKomentar